KECEWAKU KARENA DIPUTUSKAN
……………..Ya Allah.
Izinkan saya belajar MEROKOK untuk beberapa hari ini saja. Malam ini. Sudah lama sekali rasanya, sejak 19 tahun
lalu saya selalu menolak-nolak nikotin itu. Supaya mungkin saya bisa rasakan
apa yang selalu saya tolak itu. Merasakan yang sama dengan apa yang dirasakan
orang banyak. Biarkan saya mengisap asap itu. Merenungi dan mungkin
menikmati kepulan asap demi asap darinya
barang yang selama ini kukutuk. Biarkan dia mengalir dalam otakku, paru-paruku
sampai menjalar ke hatiku hingga hilang kecewaku, kecewa yang sangat tidak adil,
kecewa yang tidak habis-habisnya kupahami. Malam ini saja. Izinkan meskipun
SEBUNGKUS. Jarang sekali saya meminta untuk ini. Izinkan. Mungkin betul kata
orang. Tak ada mental pria dari mereka yang tidak merokok. Olehnya, saya ingin
dikatai Pria. Supaya kaum perempuan lebih menganggap saya kaum pria. ……………..
………………Katanya Engkau
maha membolak-balikkan hati manusia. Dunia
malah sudah tidak adil lagi. Barangkali karena ada campur tangan dari sesuatu. Kenapa
Engkau tidak membolak-balikkan hatinya, supaya bias lebih adil? Padahal saya
tulus. Mengapa balasannya seperti ini? Mungkinkah salah ketika saya meninggikan
kehormatannya di atas keinginan saya? Kalau iya, lihatlah saja! Setelah dia,
tidak akan saya habis-habisan untuk individu yang bukan diriku. Untuk apa berkorban
kalau di ujungnya merugi, sia-sia. Seperti laba-laba jantan yang menafkahi
laba-laba betina, lalu diakhir cerita sang laba-laba jantan menjadi menu santap
makan siang laba-laba betina. Dimana rasa kasihannya? Dimana pula balasan yang
adil untuk laba-laba jantan?...............
……………….Relakan
saya BELAJAR MEROKOK. Semoga dengannya, saya bisa belajar yang lain yang selama
ini saya anggap tabuh, dengan bertahap. Hanya sebungkus. Biarkan saya
menyendiri dengannya. Berteman asap yang selama ini ku hina-hina, untuk sekedar
menemani saya yang,TELAH RAPUH ………..